~Losing him was blue like i've never known
Missing him was dark grey all alone
Forgetiing him was like trying to know somebody you've never met
But loving him was red...~
Selasa, 27 November 2012
RED - TAYLOR SWIFT
Diposting oleh snaily di 00.23 0 komentar
Kamis, 22 November 2012
Minggu, 14 Oktober 2012
EGOIS
Ini nih, salah satu sifat jelekku yang baru-baru ini aku sadari. EGOIS.
Saat aku sedang antusias, semua yang akan aku jalani esok hari akan aku susun dengan sangat mendetail. Misalnya, aku diajak jalan seharian sama seseorang pada hari Rabu, di hari Selasa aku udah merencanakan akan ke mana saja.
Misalnya, karena ada kuliah pagi, aku berencana akan memulai jalan-jalan jam 10. Jam 10 itu, kami akan makan disuatu tempat, warung di deket kosku misalnya. Terus kira-kira jam 11an, aku akan mengajaknya menemaniku ke bengkel sebentar. Terus jam 12an, kami sudah ada di Malioboro, makan es krim, jalan-jalan gak jelas, ke benteng Ver de Burg [eh, bener gak ya, tulisannya?],foto-foto, dan lain-lain. Jam 4an kami nonton bioskop, sampai jam 6an, lalu dia akan pulang. Selesai dengan bahagia.
Nah, kalo besoknya, aku udah dandan cantik-cantik buat jalan sepulang kuliah dianya tiba-tiba bilang bakal telat dan baru bisa dateng jam 12an, aku langsung ngambek dan memutuskan untuk 'GAK JADI AJA. KAPAN-KAPAN AJA JALANNYA. AKU ADA URUSAN LAIN.' secara sepihak.
Iya, aku tau, egois banget, kan? kenapa gak mau memahami urusan orang itu juga? Kenapa kaku banget? Kenapa gak fleksibel aja? Bisa, kan beberapa jadwal yang disusun itu diubah? bisa, kan, jadwal yang ada itu beberapa diilangin aja? Ya, ya, ya... kalo warasku lagi kumat gini sih aku jadi nyesel. Tapi kalo lagi gila, yaudah, gak kepikiran deh semuanya. Yang pasti udah gak mau lagi jalan. Udah ilang moodnya.
Paraah banget nih, aaku. HARUS BERUBAAAHHHH ^0/^/
S.E.M.A.N.G.A.T
Diposting oleh snaily di 23.07 0 komentar
Rabu, 19 September 2012
bangun tidur
Jadi,. aku punya kebiasaan jelek banget dengan tidur. Bangun tidur merupakan salah satu waktu dimana moodku sangat jelek. Aku marah dan sebel banget sama orang yang mengganggu waktu tidur dan waktu bangun tidurku. Bisa dipastikan aku merengut atau bahkan sampai aku teriaki saking marahnya. Yah, karena itulah banyak temenku yang menyerah kalo diserahi tugas membangunkanku. Alasannya biasanya sama : 'udah bangunin tapi kamu gak bangun-bangun', 'kirain udah bangun soalnya udah jawab waktu dipanggil'
Tapi ada seorang temen yang bisa banget bikin aku sampai bener-bener bangun dan tetep sabar waktu aku marah-marahin setengah sadar. Sekarang sih aku ngerasa nyeseeeeellll banget udah marah-marah ke dia. Yang minta dibangunin kan aku, kenapa dia harus terima kemarahanku, kan?
Dulu, dua tahun belakangan, tiap aku ada kuliah pagi, ada aja suara dia di depan pintu kamar ngebangunin aku. Ketukan, eh, gedorannya di pintu kamarku juga menggelegar di pagi buta. Walau aku udah menjawab setengah hati 'hhmmm...', dia tetep menggedor dan memanggil-manggil namaku. Setelah beberapa kali aku jawab setengah hati, akhirnya aku akan bangun dengan sangat kesal karena dia berisik. Dengan kasar aku buka kunci dan pintu kamarku. 'iya, iyaa, udah bangun' biasanya itu yang aku bilang. Dia? cuma ngingetin udah siang dan aku kuliah pagi, trus nyuruh aku gek mandi.
Sekarang dia udah gak ngekos sama aku lagi. Dia pindah keluar kota untuk ngelanjutin kuliahnya. Sekarang, aku kangen cara dia bangunin aku. Dia kangen gak ya, gedor-gedor pintu buat bangunin aku? hhahahahahaha [kayanya dia malah seneng gak usah bangunin aku lagi, hahahaha]
Diposting oleh snaily di 23.05 2 komentar
Selasa, 11 September 2012
I Love Beach
Hari minggu lalu, 9/9/12, aku dan teman-teman Jatropha main ke Pantai Siung dan Pantai Ngandong di Gunung Kidul. Just so you know, itu jaaauuuuuuhhhh banget dari jogja. Belum lagi jalannya ngeri, naik turun belok belok, banyak truk sama bis. Stres aja bawaanku dibonceng temenku ke sana. Bisa dibilang aku mabuk darat. Iya, padahal naik motor, tapi bisa aja mabuk darat. --a
Diposting oleh snaily di 23.53 0 komentar
Once upon a time on beach
Waktu jalan-jalan sendirian di pantai, menikmati angin yang berhembus, menikmati pasir yang berbisik, menikmati ombak yang menderu, menikmati lukisan Yang Kuasa sambil mencoba membekukan semua itu, seorang mas-mas memanggil saya.
Mas-mas[m] , Saya[s]
M : mbak-mbak, tolong ambilin foto dong
S : Oh, iya, boleh. Mana kameranya?
M : Ya pake kamera mbaknya.
S : Lah? terus nanti ngasih hasil fotonya gimana?
[si masnya dimarahin sama mbak-mbak yang ada disebelahnya]
M: O iya, ya. Yaudah, gak pa pa mbak, tolong fotoin aja. Nanti fotonya buat kenang-kenangan embak.
S : Hahahaha, baiklaaahhh
dan inilah hasilnya
Diposting oleh snaily di 22.58 0 komentar
Rabu, 27 Juni 2012
Kangen,. Kangeeennnn banget,. T-T
"Assalamu'alaikum,. Put, tahu nggak? Nggak tahu to? Apa coba? Bapak kangen.. Pengin ketemu+ngobrol sama Putri.."
"Bapak ingat waktu Putri masih kecil, Putri mau ditinggal di Botokan, semua pulang ke Semarang. tapi mampir dulu ke Eyang Taru. Putri jalan kaki nyusul ke eyang taru.. Bapak tahu Pu3 mau ikut ke Semarang tapi tidak berani matur.. Akhirnya semua kembali ke eyang Botokan.. ambil baju2 Putri dan pulang ke Semarang.."
*speechless *tears falling
Diposting oleh snaily di 23.15 2 komentar
Senin, 05 Maret 2012
hah! jangan manja!
apa kau bilang?
capek?
hanya dengan kuliah pulangmu itu?
hanya dengan sedikit tambahan kegiatan itu?
kamu pasti bercanda,.
jika itu capek,
kau sebut apa teman2mu yang berorganisasi di sana sini,
atau teman2mu yang mengerjakan proyek ini itu
atau teman2mu yang memperjuangkan hak kalian,.
kau sebut apa yang dirasakan ayahmu saat beliau pulang larut untuk mencari sedikit koin...
untukmu,.
atau saat ibumu harus mengerjakan ini itu di rumah setelah beliau pulang mengajar,.
bagaimana dengan nenek-nenek itu?
ya, nenek dengan kayu bakar dipunggungnya itu,
yang berjalan terbungkuk2 mendaki-menuruni gunung
capek?
jangan membuatku tertawa,.
yang kamu lakukan itu belum ada apa-apanya,.
capek?
hah! jangan manja!
Diposting oleh snaily di 23.09 0 komentar
Label: poetry
Jumat, 17 Februari 2012
Bolos? ini Kencan ^^
...
"Hei, kalian ngapain masih di sini? orang-orang pada di depan tuh,. udah mulai acaranya,." Anggi muncul di depan kami: aku, Akbar, dan Rian yang sedang ngobrol seru. Ah, aku tak tau, sepertinya seru. Setelah aku pikir-pikir lagi, aku hanya mendengar dua lelaki itu ngobrol. Bukan aku tidak mengerti, aku hanya menikmati suara mereka. Terutama dia..
"Asik di sini. Hahahaha.." Rian mengangkat gelasnya yang berisi es jeruk. "Dapet gratisan dari Akbar nih, Nggi."
"Ah.. kalian ini." Anggi menggeleng-gelengkan kepalanya dan ikut duduk dihadapan Akbar, di samping Rian. Aku tersenyum. Aku kira dia akan menarik kami ke depan untuk berpartisipasi.
"Segitu senengnya, Ras?" Akbar mengacak lembut rambutku.
Aku menoleh ke arahnya dan tersenyum lebih lebar lagi, "Sama kalian gak pernah membosankan."
Anggi dan Rian berpandangan lalu tertawa dan ikut mengacak rambutku kemudian mulai heboh membicarakan sesuatu.
Akbar melingkarkan tangannya dipundakku "Kabur yuk." ajak Akbar di telingaku. Aku menatapnya tak percaya. Yah,. aku 'anak baik' yang gak pernah membolos. Sedangkan Akbar dimasukkan guru-guru dalam list 'anak nakal' yang sering membolos pelajaran dengan banyak alasan. Kami memang teman main, tapi dia gak pernah mengajakku membolos sebelum ini.
"Kenakalan pertama dan terakhir?" aku terseyum lebar.
"Ya, kamu. Aku sih..." Akbar menggantung kalimatnya. Anggi dan Rian masih berdebat. Kantin ini memang sepi. Satu-satunya jalan keluar adalah gerbang depan. Kabur berarti melewati kolam manusia yang sedang bersuka ria atas berakhirnya semester ini.
Pandanganku kembali pada Anggi. Aku tahu perasaannya pada Akbar. Dia mencintainya, itu yang pernah dia akui padaku. Yang aku tidak tau adalah perasaan Akbar. Dan juga perasaanku padanya. Ah, ya,. aku bohong, aku menyukainya, namun aku tak pernah sanggup mengakuinya.
"Hei, ayo,. mau gak?" Akbar menyadarkanku dari renunganku.
"Ummm,.." aku ragu-ragu. Senyumku hilang. Aku gak mau Anggi cemburu. Dia temanku. Hah, alasan apa ini? Aku memukul kepalaku.
"Baiklah,." Akbar tiba-tiba berkata seperti itu. "Aduh, aku bukannya gak mau." Ingin aku bilang begitu. Tapi aku hanya dapat menunjukkan wajah kecewa.
Akbar berdiri. Kekecewaanku bertambah. Bodohnya aku, aku harusnya mengiyakan.
Tiba-tiba aku merasakan badanku tertarik dari kursi. Akbar memegang lenganku. Kursiku terguling dan menimbulkan suara berisik. Anggi dan Rian menoleh ke arah kami, aku merasakan pandangan orang-orang tertuju padaku. Aku tak tahu, tapi sepertinya mukaku memerah.
"Akb..." suaraku terpotong kalimat Akbar yang membuatku sesak. "Raras aku culik yak?" Dia tersenyum dan merangkulku pergi.
Aku tak dapat berkata-kata, mengikuti langkahnya menuju kolam manusia di depan sana. Di depan pintu kantin kakiku enggan melangkah dan wajahku mendongak, menatap mata Akbar meminta penjelasan.
"Kencan, kencan,. Ini bukan bolos kok." Dia tersenyum. Senyum yang selalu aku suka. Aku balas tersenyum. Dia selalu menenangkan aku, memenangkan aku.
Aku menurut saat dia merangkulku melewati kolam manusia. Aku bersembunyi dengannya dari guru pengawas. Aku mengendap-endap dengannya dari wali murid yang menjadi tamu undangan. Aku berlari dengan tanganku dalam genggamannya saat kami ketahuan dan dikejar pengawas. Berlari melewati pengawas sekolah, berlari menyebrangi lapangan sekolah, dan mengerjai satpam untuk dapat keluar gerbang.
Aku merasa bebas dari entah apa yang membelengguku. Aku tertawa lepas dengan muka merona merah.
Kami masih berlari menyusuri trotoar, menjauh dari sekolah. Aku menyukaimu, Bar. Aku sangaat menyukaimu. Kata hatiku sambil menatap punggungnya.
Kami berhenti berlari setelah cukup jauh dari sekolah. Menjatuhkan diri di sebuah tanah kosong. Kami berdua terngengah-engah, terutama aku. Kami berdua bertatapan dan tertawa.
"Asik?" tanya Akbar padaku yang berantakan. Ah, pasti aku berantakan sekali. Tapi sekali ini aku tak ingin peduli. "Asik." jawabku singkat.
"Yok, jalan. Sekarang kita memasuki babak utama rencana kita." Dia mengulurkan tangannya, menolongku berdiri. Sungguh senyumku tak dapat hilang.
"Kita kemana?" tanyaku.
"Kamu mau kemana?" tanya Akbar balik. Dia mengeluarkan topi dari tasnya. Aku ingat itu topi yang aku berikan secara anonim saat dia ulang tahun di kelas satu.
"Aku gak tau. Aku gak pernah bolos." jawabku polos. "Aku kan gak kaya kamu yang gaul." Aku tertawa menyadari kata-kataku itu.
"Hei, ini bukan bolos, Ras. Ini kencan." Kata Akbar tidak terima. Dia mengeluarkan sebuah topi lagi dari tasnya, berwarna biru muda-pink, dan memakaikannya di kepalaku. "Biar kamu gak kepanasan." Senyum itu muncul lagi. Akbar berjalan di depanku. "Gantinya topi ini." tambahnya sambil menunjuk topi yang dikenakannya.
Aku tersenyum, dia ternyata tau. Sejak kapan? Aku gak bisa menahan diri lagi. Aku berlari ke arah Akbar dan mememeluk tangannya, berjalan di sampingnya. "Yah, apa boleh buat kalo kamu segitu pinginnya kencan sama aku." kataku. Akbar membalasnya dengan memegang kepalaku sekilas. Ah, aku merasa dia tersenyum lagi.
Diposting oleh snaily di 00.14 0 komentar
Label: short story
Senin, 13 Februari 2012
aku tak menunggu tapi aku takkan menolak kehadiranmu
hei,.
apa yang kau lakukan di mimpiku malam ini?
kenapa kau muncul setelah aku merelakanmu?
hahaha,.
jika saja kita dapat bertemu,.
jika saja aku bisa menceritakan semua yang aku rasakan enam tahun tanpa melihatmu ini,.
aku dapat membayangkanmu berdiri dengan angkuh di hadapanku, lalu berkata, "melupakanku? coba aja,. kamu gak akan bisa, put,."
hei, RAP,.
aku sungguh gak menolak kehadiranmu,.
mana bisa aku menolak mimpi yang membuat senyum tak lekas hilang saat aku bangun dari tidurku,.
mana bisa aku menolak ajakanmu membolos ultah sekolah?
mana bisa aku menolak ajakanmu melarikan diri dari ibuku dan guru-guru?
mana bisa aku menolak mimpi seasik itu :D
hei, RAP,.
aku sudah tidak akan menunggumu seperti yang aku lakukan selama ini,.
tapi sesekali, mampirlah dalam mimpiku seperti malam ini,.
sesekali, ajaklah aku kabur dari zona amanku,.
Diposting oleh snaily di 23.38 0 komentar