BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 17 Oktober 2016

Halo, Ai. Sesungguhnya aku tidak ingin menceritakan hal ini tapi bagaimana lagi jika kamu terus-terusan muncul di mimpiku? Aku tau aku telah berjanji tidak akan memikirkanmu lagi tapi bagaimana lagi jika kamu terus saja menyapaku di malam-malamku? Ada yang bilang, saat kamu memimpikan seseorang, orang tersebut juga sedang memimpikanmu. Aku tau kalau ini hanya akan membuatku seperti pengemis. Tapi aku benar-benar berharap aku pun ada di mimpimu malam itu. Tak apa jika hanya sekilas lalu. Menjadi pemain figuran dalam bunga tidurmu. Tak apa jika harus menjadi pemain antagonis dalam dunia paralelmu. Karena bagaimana lagi aku dapat menatapmu selaian dalam mimpi-mimpi yang hanya muncul sesekali itu?

Ai, walau aku akan terdengar seperti perempuan yang putus asa, biarkan aku mengatakan ini lagi, aku rindu kita yang dulu.

Kamis, 22 September 2016

aku benci merasakan rindu seperti ini

rindu yang awalnya kupikir akan hilang dengan mendengar suaramu

aku benci merasakan rindu seperti ini

rindu yang nyatanya tak hilang dengan mendengarkan suaramu

aku benci merasakan rindu seperti ini

rindu yang kupikir akan hilang jika dapat menatapmu, berbicara denganmu, menyentuhmu

aku benci seperti ini

hidup dengan egoku, lalu tersiksa sendiri seperti ini

aku benci seperti ini

saat aku menunggu tapi kamu tak kunjung menemuiku

aku benci seperti ini

saat aku kira kamu peduli namun nyatanya tak begitu

Jumat, 29 Juli 2016

Surat Cinta Secret Admirer




Semarang, 29 Juli 2016


Apa kabar, kamu yang sosoknya tak juga hilang dari ingatanku? Sudah belasan purnama berlalu sejak aku tak lagi dapat melihat sosokmu sejelas dulu. Sudah ratusan hari berlalu sejak aku hanya dapat nelangsa merindukan bertemu dengan dirimu. Sudah ribuan menit kubuang hanya untuk menatap handphoneku, ragu, ingin sekedar mendengar suaramu.

Apa kabar, kamu yang dulu selalu ada di sudut kelas, tertawa dengan teman-temanmu? Kamu yang mampu membuatku tersenyum hanya dengan hadirmu. Kamu yang membuatku gelisah, merana tak menentu saat aku tak dapat menemukan sosokmu di mana pun itu. Kamu yang membuatku tertawa dengan gombalan basimu.

Apa kabar, kamu yang selalu ada di hari-hari aku merasa lemah? Kamu yang bersedia mengantarku ke dokter saat aku tidak masuk kuliah dengan alasan sakit yang sebenarnya kubuat-buat. Kamu yang mengantarku ke stasiun, mengejar kereta, untukku pulang ke rumah. Kamu yang menghapuskan air mata di pipiku saat aku menangis. Kamu yang selalu menjadi sasaran kemarahanku saat emosiku memuncak.

buat kisah cintamu
semanis Caramel Macchiato

Apa kabar, kamu yang selalu baik hati? Pada semua teman perempuanmu. Pada setiap sahabat lelakimu. Pada orang tua dan anak kecil. Pada orang berpunya dan papa. Oh, salahkan aku yang jatuh cinta pada kebaikan hatimu. Salahkan hatiku yang salah mengartikan perhatianmu. Salahkan air mata yang menetes di setiap do’aku karena masih saja mengharapkan kamu.

Aku masih ingat terakhir kali kita berjumpa, kamu nampak curiga apabila rasaku tak sama dengan rasamu. Aku tau kamu hanya menganggapku sebagai sahabat yang berharga. Sebuah kenyataan yang kutelan dengan pahit karena aku mengharapkan rasa yang lebih. Rasa yang ingin kusimpan rapat-rapat sampai aku dapat memastikan bahwa kamu memiliki rasa yang sama.

Kemudian, tampaknya aku memang tak pandai menyembunyikan rasa. Harapanku terlalu meluap hingga kamu dapat merasakannya tanpa aku harus mengucapkannya. Sungguh, Aku menyesalinya. Andaikan aku lebih pandai menyembunyikannya, tak perlulah kuhitung berapa banyak purnama yang berlalu sejak kau tak mengacuhkanku lagi begini. Kamu terlalu baik. Tak ingin membuat harapanku melambung dengan perhatian-perhatianmu. Tapi jujur, malah membuatku lebih merana daripada menggantungkan perasaanku.

Jika boleh aku memilih, tak apa kau tak mengacuhkan perasaanku. Asalkan kau tetap ada di sampingku. Andai aku boleh memilih, tak apa aku tetap jadi sahabat yang berharga bagimu. Asalkan kau tetap memperbolehkanku mengagumi dirimu lebih dari itu. Jika aku boleh memilih, tak apa aku berkali-kali patah hati melihatmu dengan wanita lain. Asalkan kau tetap mengijinkanku berada di sisimu, mendengar keluh kesahmu. Itu, jika aku memiliki hak untuk memilih alur ceritaku denganmu.


Hai. Apa kabar,  kamu yang namanya selalu ku sebut dalam do’aku? Ini aku, sahabatmu, merindukanmu setengah mati hanya untuk dapat mendengarkan suaramu. Ini aku, pengagum rahasiamu, yang mati-matian membunuh cintaku, agar dapat kembali ke sisimu, jika memang harus begitu.




Secret admirer yang masih ingin menjadi sahabatmu,


X