BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 26 April 2014

Momen

Kenapa momen kita selalu tidak tepat? Kenapa aku moodku sedang jelek saat kamu mau berbaik hati menyapaku dan bercerita padaku? Saat itu aku tidak memberikan respon yang benar. Apakah kamu merasakan keenggananku? Itukah sebabnya kamu menarik dirimu?
Kenapa pula saat aku ingin berbicara banyak hal denganmu kamu menarik diri seperti ini? Apa moodmu sedang jelek? Apa kamu hanya ingin membalasku? Aku ingin berbicara denganmu. Banyak hal. Hal-hal tidak penting. Apa saja. Aku ingin tertawa bersamamu. Tersenyum membaca balasan smsmu.
Kenapa momennya tidak tepat?

Kamis, 24 April 2014

Merajuk

Halo, kamu,.
Apakah kamu tau? Beberapa hari ini keadaanku tidak baik-baik saja. Aku tidak dapat tidur di malam hari. Aku terjaga sepanjang malam tak tau memikirkan apa. Tak ingat melakukan apa. Siangnya pun aku hanya tidur sangat sedikit. Rasanya badanku lemas. Mataku pun menunjukkan tanda-tanda nyata aku akan segera berubah menjadi panda. Hahahha.. Kamu tertawa? Baguslah. Aku senang mendengar kamu tertawa.

Apakah kamu tau? Jadwal tidurku yang berantakan itu pun mempengaruhi perutku. Minatku pada makanan menghilang. Rasanya susah sekali menemukan sesuatu yang ingin aku makan. Rasanya aku akan memilih tidak makan berhari-hari andai bisa. Aku makan sangat sedikit. Hanya untuk memastikan perutku masih dapat bekerja dan tidak lengket seperti yang dulu dikatakan nenekku saat aku kecil.

Kata temanku, ini tanda-tanda aku sedang patah hati. Patah hati karena kamu pergi jauh. Patah hati karena kamu tidak menghubungiku berhari-hari. Patah hati karena katanya kamu pergi dengan perempuan lain. Lucu, bukan? Kalau memang aku patah hati, mana mungkin aku tidak tahu? Hati itu kan milikku. Bagaimana mungkin aku tidak tahu saat dia patah?

Kalau boleh, aku mau mengaku saja. Sejujurnya aku tidak patah hati. Terserah kamu mau pergi ke mana saja, sejauh apa. Terserah kamu mau pergi dengan siapa saja dan mencintai siapa saja. Aku hanya ingin sekali-kali kamu memperhatikanku. Menyapaku sekali-kali saat kamu sedang tidak ada kerjaan. Menanyakan kabarku. Bertanya apakah aku sudah makan. Marah dan menyuruhku makan. Ah. Aku sudah gila rupanya. Mana mungkin kamu akan melakukan itu. Sudahlah. Aku hanya sedang merajuk. Jangan pedulikan aku
(Baca : tolong pedulikan aku sedikit saja. Banyak juga tak apa. Aku akan lebih senang. Tapi sedikit pun tak apa.)

Rabu, 09 April 2014

Dipermainkan?

Aku tidak suka saat temanku berkata bahwa aku menyukaimu. Atau saat dia meyakinkanku bahwa kamu menyukaiku. Dia tidak tahu aku. Iya, kan? Aku saja tidak tahu bagaimana perasaanku padamu. Bagaimana mungkin dia memutuskan bahwa aku menyukaimu? Kamu saja tidak kenal temanku. Bagaimana bisa dia memutuskan bahwa kamu menyukaiku?

Aku juga tidak suka temanku menyalahkan teman kita saat dia berkata akan jalan denganmu. Kata temanku, teman kita main belakang denganmu. Merebutmu dariku. Menyusup di antara kita yang sedang saling jatuh cinta tanpa suara. Siapalah temanku itu? Dia kan tidak tahu bagaimana perasaan teman kita tentangmu. Dia juga tidak tahu bagaimana perasaanmu tentang teman kita.

Ah,. aku tidak suka ini. Aku tidak suka orang lain memutuskan bagaimana seharusnya perasaanku. Bagaimana orang-orang seharusnya berlaku. Aku tidak suka ini. Baguslah kalau memang benar teman kita yang berada di antara kita. AH. Bukan itu maksudku. Hanya saja, kalau ternyata aku yang di antara kamu dan teman kita, sedangkan temanku sudah menuduhnya main belakang, lalu harus aku taruh di mana wajahku ini? Dan aku pikir akan menyakitkan rasanya. Lebih menyakitkan dibandingkan dia yang main belakang.

Tidak kah kamu pikir rasanya seperti dipermainkan?