BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, 17 November 2013

#3, Senyum wortel

Dear ai,
Saat kita berjauhan aku begitu ingin bertemu denganmu. Sangat sangat sangaaaat ingin bertemu denganmu. Mendengar suaramu. Berbicara denganmu. Melihat senyummu. Tersenyum balik padamu. Mendengar tawamu. Tertawa bersamamu. Kamu ingat tiap beberapa bulan sekali ke sini? Kamu ingat aku hampir selalu ada? Aku selalu berusaha untuk ada, ai. Sebentar saja bertemu denganmu. Sebentar saja melihat wajahmu. Menyenangkan sekali waktu sesekali beberapa bulan itu. Saat pulang, senyum akan terukir jelas di wajahku. Senyum itu akan bertahan sampai beberapa hari karena aku membawa ceritaku dengan kamu.

Sayangnya, aku tidak bisa jujur. Entah karena aku malu. Entah karena egoku yang tak mengijinkan. Mana pun sama saja. Aku akan pasang tampang cool di depanmu (tapi sepertinya selalu gagal. hahahha.. Teman-temanku bilang, perasaanku sangat mudah dibaca.). Lalu bagaimana bisa kamu tidak tahu? Ah, terserahlah. Yang pasti aku senang. Kita bisa seperti dulu lagi. Seperti sebelum kita saling diam dan kamu hilang dariku. Aku senang karena karena kita dapat berdebat lagi. Dapat bercerita tentang segala macam.

Yang paling membuat aku senang, aku bisa membuatmu tertawa karena aku. Ingat saat aku menyisihkan wortel setengah matang dan kubis di piringku? Ingat apa yang aku katakan saat itu? Iya! Aku bilang, aku bukan kelinci, jadi aku gak makan wortel dan kubis yang setengah matang itu. Kamu bercerita kalau kamu bahkan suka ngemil wortel mentah. Berkata kalau itu baik untuk mata. Tapi aku tetap tidak mau. Kan sudah aku bilang, aku bukan kelinci. Kemudian kamu tertawa. Aku tertawa. Aku senang melihat tawamu yang karena aku.


Dari manusia bukan kelinci yang masih tidak suka wortel setengah matang apalagi mentah,

X

0 komentar: