Ku buka album biru
Penuh debu dan usang
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku
Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu ditimang
Nada-nada yang indah
Slalu terurai darimu
Tangisan nakal dari bibirku
Takkan jadi deritamu
Tangan halus dan suci
Tlah mengangkat tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan
Oh bunda ada dan tiada
dirimu kan selalu ada didalam hatiku
Sekarang udah tanggal 23 Desember..
Satu hari setelah hari ibu..
Kemaren, aku ingin jadi orang pertama yang memberi ucapan pada ibuku..
Aku ingin jadi orang pertama yang mengucapkan terima kasih pada ibunya..
Sayangnya gag bisa..
Ibu, yang ada di cilacap, harus pergi pagi-pagi banget untuk mengejar waktu diklat di yogya..
Hatiku sakit banget waktu adekku mengabarkan hal itu..
Jam 3 dini hari..
Naik bis sendiri..
Dengan barang bawaan untuk sepuluh hari..
Ibuku yang berjuang..
Kenapa harus sepagi itu?
Kalau memang gag bisa dicapai dalam waktu cukup jika berangkat dari cilacap setidaknya jam 7 pagi, kenapa tidak berangkat hari sebelumnya?
Supaya bisa punya waktu beristirahat yang cukup sebelum diklat..
Aku tidak diberitahu alasannya..
Tapi mungkin sebenarnya aku tahu..
Ibu gag tega meninggalkan adek-adekku lebih lama..
Sepuluh hari itu terlalu lama..
Aku bertekad, malam itu aku harus ngucapin selamat hari ibu..
Aku ingin ibu tau kalau aku sangat berterima kasih atas semuanya..
Jam 7, malam, aku kirim sms untuk ibu..
Siapa tau ibu sedang beristirahat, aku gag mau mengganggu..
Gag dibalas..
Aku pikir, ‘yah, ibu istirahat..ya udah deh, besuk aja, telat sehari gag pa pa.. yang penting, kan, maknanya itu..’
Jam setengah sebelas ada sms yang masuk..
Ternyata dari ibu..
Ibu minta maaf karena baru bisa balas smsku..
Ibu bilang, kuliahnya baru selesai jam sepuluh..
Tanpa pikir panjang, aku menelpon beliau..
Aku ingin berterima kasih..
Dan terima kasih itu gag cukup dengan tulisan..
Aku ingin mengatakannya langsung..
Bahkan memeluknya, seandainya ibu ada di dekatku sekarang..
Saat telponnya diangkat, aku tercekat..
Suara ibu gag seperti biasanya..
Biasanya ibu terdengar ceria..
Tapi kali ini, rasanya ibu sangat lelah..
Aku mengucapkan ‘selamat hari ibu’ dengan sedikit tersendat..
Memikirkan ibu yang sedang kecapekan..
Aku mengucapkan terima kasih dengan terbata-bata..
Memikirkan semua yang telah ibu berikan padaku..
Aku mengucapkan ‘putri sayaaanggg banget sama ibu’ dengan terisak..
Sesak..
Begitu besar cinta yang telah ibu berikan padaku..
Tak dapat aku membalasnya..
Sedikit pun ga bisa..
Kata-kata itu hanya suatu ungkapan yang gag pernah bisa membalas semua yang diberikan ibu padaku..
Aku mendengar ibu terisak..
Lalu aku mematikan telponku..
Aku gag mau ibu mendengarku menangis..
Aku juga gag mau membuat ibu menangis..
Sesak..
Mengingat ibu..
Mengingat semua pengorbanannya..
Mengingat semua yang diberikannya..
Mengingat ibu..
Mengingat nyawa yang dipertaruhkannya..
Terima kasih, bu..
Aku gag bisa membalasnya dengan apa pun..
Kecuali kenakalanku yang membuat ibu bersedih..
Kecuali kengeyelanku yang membuat ibu khawatir..
Maafkan aku, bu..
2 komentar:
putttttttttttttt
baca critamu aq jd terharuuuuuu
aq sampe ngumpet2 hapus air mata,,,,kan aq d warnet,,,he3
hax..hax..hax..
tingkyu..
aku buatnya juja pake nangis see..
perasaanku tersampaikan yuaaa..
senangnya..
Posting Komentar